Sendiri ku menikmati sepi
Mendengarkan suara nyamuk beterbangan
Mendengarkan detak jarum jam
Merasakan denyut nadi jantungku yang semakin tak karuan
Dan dalam ruang gelap nan gulita ini
Ku goreskan pena di atas kertas
Ku biarkan dia mengalir dengan sendirinya
Lalu ku rangkai kata demi kata menjadi bait
Dan ku ciptakan sebuah puisi tanpa nama
Senin, 23 Juli 2012
Sabtu, 21 Juli 2012
Sahabat
dalam sepi ku memandangi fotomu dengan tatapan rindu
tak pernah aku mengalami rasa ini sebelumnya
rupanya sosokmu telah menyatu dalam jiwaku
bersama dengan ribuan kenangan antara kau dan aku
kembali ku memandangi wajahmu
diam membisu dengan senyum yang indah
andai kau bisa selalu tersenyum dalam waktu yang lama
andai senyum itu terpaku abadi di wajahmu
aku akan tenang dan bahagia
tapi aku akan sangat bahagia bila kau bahagia
menemukan cinta sejatimu
menemukan kebahagiaanmu
menari bersama dewi malam ditemani bintang-bintang
tersenyum bersama raja siang
menyanyi dengan burung-burung gereja
oh Tuhan, aku benar-benar menginginkan kau bahagia
dan entah kenapa aku ingin kau merasakan cinta
jauh di dalam lubuk hatiku
engkau bukan sekedar teman
kau lebih dari itu
dan aku akan terus menyimpanmu
dalam laci-laci penyimpanan di hati
sebagai seseorang yang spesial dan tak akan terganti
tak lupa aku selalu berharap pada Tuhan
agar kau selalu merasa bahagia
dan menjalani kehidupan dengan senyuman
tak pernah aku mengalami rasa ini sebelumnya
rupanya sosokmu telah menyatu dalam jiwaku
bersama dengan ribuan kenangan antara kau dan aku
kembali ku memandangi wajahmu
diam membisu dengan senyum yang indah
andai kau bisa selalu tersenyum dalam waktu yang lama
andai senyum itu terpaku abadi di wajahmu
aku akan tenang dan bahagia
tapi aku akan sangat bahagia bila kau bahagia
menemukan cinta sejatimu
menemukan kebahagiaanmu
menari bersama dewi malam ditemani bintang-bintang
tersenyum bersama raja siang
menyanyi dengan burung-burung gereja
oh Tuhan, aku benar-benar menginginkan kau bahagia
dan entah kenapa aku ingin kau merasakan cinta
jauh di dalam lubuk hatiku
engkau bukan sekedar teman
kau lebih dari itu
dan aku akan terus menyimpanmu
dalam laci-laci penyimpanan di hati
sebagai seseorang yang spesial dan tak akan terganti
tak lupa aku selalu berharap pada Tuhan
agar kau selalu merasa bahagia
dan menjalani kehidupan dengan senyuman
Label:
angin berpuisi
Rabu, 11 Juli 2012
Ibunda
Setiap nafas yang ku hirup
Terasa sesak di dalam dada
Setelah kepergianmu bunda
Tak pernah terbayang olehku
Kehilangan separuh jiwaku
Yang menjadi anugrah terindah dalam hidupku
Cinta kasih mu yang begitu tulus
Tak dapat ku rasakan seumur hidupku
Hanya terhitung 12 tahun
Waktu yang lama namun terasa singkat
Saat-saat bersama bunda terasa menyenangkan
Tapi sayang, semua itu tinggal kenangan
Langit sore yang menghiasi saat terakhir mu
Menitikkan air mata di keesokan harinya
Seperti aku yang menangis memanggil namamu
Dirimu selalu di hatiku
Walau maut memisahkan jiwamu dan jiwaku
Kasih sayangmu kan terus abadi dalam pikiranku
Dan tak akan lekang oleh waktu..
Terasa sesak di dalam dada
Setelah kepergianmu bunda
Tak pernah terbayang olehku
Kehilangan separuh jiwaku
Yang menjadi anugrah terindah dalam hidupku
Cinta kasih mu yang begitu tulus
Tak dapat ku rasakan seumur hidupku
Hanya terhitung 12 tahun
Waktu yang lama namun terasa singkat
Saat-saat bersama bunda terasa menyenangkan
Tapi sayang, semua itu tinggal kenangan
Langit sore yang menghiasi saat terakhir mu
Menitikkan air mata di keesokan harinya
Seperti aku yang menangis memanggil namamu
Dirimu selalu di hatiku
Walau maut memisahkan jiwamu dan jiwaku
Kasih sayangmu kan terus abadi dalam pikiranku
Dan tak akan lekang oleh waktu..
Label:
angin berpuisi
Selasa, 10 Juli 2012
Penantian Gadis Kecil
Lampu kecil di depan rumah menyala
Seiring malam datang menjelma
Gadis kecil duduk sendiri
Diam membisu nikmati malam
Waktu terus berjalan
Dia tetap tak beranjak
Seolah menanti matahari muncul kembali
Secarik kertas usang di sampingnya
Menjadi alasan penantiannya
Telah lama surat itu datang
Telah lama pula gadis itu menanti
Seorang yang dicintainya berjanji kan pulang
Membawanya pergi mencari mentari
Namun sampai saat ini pun dia masih sendiri
Angin malam berhembus membelai rambutnya
Lalu terbang entah kemana tak peduli
Hari berganti hari
Gadis itu tak terlihat lagi
Tersiar kabar dia telah pergi
Melanjutkan penantian bersama illahi
Seiring malam datang menjelma
Gadis kecil duduk sendiri
Diam membisu nikmati malam
Waktu terus berjalan
Dia tetap tak beranjak
Seolah menanti matahari muncul kembali
Secarik kertas usang di sampingnya
Menjadi alasan penantiannya
Telah lama surat itu datang
Telah lama pula gadis itu menanti
Seorang yang dicintainya berjanji kan pulang
Membawanya pergi mencari mentari
Namun sampai saat ini pun dia masih sendiri
Angin malam berhembus membelai rambutnya
Lalu terbang entah kemana tak peduli
Hari berganti hari
Gadis itu tak terlihat lagi
Tersiar kabar dia telah pergi
Melanjutkan penantian bersama illahi
Label:
angin berpuisi
Senin, 09 Juli 2012
Memori (tentang) HP
Tetes demi tetes membasahi bumi
Seperti siang itu
Kala ku duduk manis bersama mu
Di bawah naungan atap
Ku lihat rintik-rintik air hujan
Dingin tak lagi ku rasa
Karena kau di samping ku, bunda
Ku pegang erat tanganmu
Berharap kau selalu bersamaku
Waktu terus bergulir
Tetesan air mulai mereda
Terlihat mentari pancarkan sinarnya
Tak luput pula pelangi datang bersama
Menambah indah suasana
Ku tarik lengan bunda meninggalkan persinggahan
Langit luas mengisi kedua bola mata
Dan terhenti tepat di ufuk timur
Bunda tersenyum manis melihat tingkahku
Sayang semua sudah berlalu
Kini aku telah dewasa
Sendiri ku nikmati air turun dari langit
Dan sendiri pula ku melihat pelangi
Karena bunda tak lagi di sisi
* HP --> hujan dan pelangi *
Seperti siang itu
Kala ku duduk manis bersama mu
Di bawah naungan atap
Ku lihat rintik-rintik air hujan
Dingin tak lagi ku rasa
Karena kau di samping ku, bunda
Ku pegang erat tanganmu
Berharap kau selalu bersamaku
Waktu terus bergulir
Tetesan air mulai mereda
Terlihat mentari pancarkan sinarnya
Tak luput pula pelangi datang bersama
Menambah indah suasana
Ku tarik lengan bunda meninggalkan persinggahan
Langit luas mengisi kedua bola mata
Dan terhenti tepat di ufuk timur
Bunda tersenyum manis melihat tingkahku
Sayang semua sudah berlalu
Kini aku telah dewasa
Sendiri ku nikmati air turun dari langit
Dan sendiri pula ku melihat pelangi
Karena bunda tak lagi di sisi
* HP --> hujan dan pelangi *
Label:
angin berpuisi
Minggu, 08 Juli 2012
Galau
L-ihatlah sejauh mata memandang.
A-dakah aku di sana?
K-urasa aku tak pernah ada.
S-eperti di dalam hatimu.
M-eski perih yang terasa. Rindu
i-ni tak dapat pudar.
T-elah tersimpan dengan rapi.
A-pakah rasa ini akan mati?
A-ndai aku punya sayap.
R-aga ini kan ku bawa terbang tinggi. Berakhir di padang
i-lalang. Nikmati kesendirian.
E-ntah apa yang sebenarnya ku rasakan.
S-elalu saja menyiksa.
A-ku ragu ini disebut cinta. Namun tak peduli apapun
n-amanya. Aku membenci rasa ini.
T-api akhirnya aku tahu.
I-nilah yang dinamakan galau.
A-dakah aku di sana?
K-urasa aku tak pernah ada.
S-eperti di dalam hatimu.
M-eski perih yang terasa. Rindu
i-ni tak dapat pudar.
T-elah tersimpan dengan rapi.
A-pakah rasa ini akan mati?
A-ndai aku punya sayap.
R-aga ini kan ku bawa terbang tinggi. Berakhir di padang
i-lalang. Nikmati kesendirian.
E-ntah apa yang sebenarnya ku rasakan.
S-elalu saja menyiksa.
A-ku ragu ini disebut cinta. Namun tak peduli apapun
n-amanya. Aku membenci rasa ini.
T-api akhirnya aku tahu.
I-nilah yang dinamakan galau.
Label:
angin berpuisi