apa kabar?
Matahari belum menampakkan diri meski hari telah berganti. Aku enggan menutup mata, terbayang ngerinya mimpi. Beberapa hari bermimpi buruk sudah jadi pertanda bahwa pikiran sedang lelah dan tertekan dari segala arah. Ah sudahlah, kataku menyerah pada denyut di kepala. Oh ayolah, kataku di malam yang kesekian. Dan selalu berakhir dengan menghela nafas panjang sambil melihat langit-langit kamar.
Aku kesepian, racauku suatu malam pada sepinya kehidupan. Menunggu matahari muncul dari persembunyian hanya dengan berdiam . . . . melelahkan namun tak ingin memejamkan mata. Beberapa orang mungkin dengan senang hati menciptakan obrolan dengan seseorang pada pukul 3 dini hari. 3AM talks, istilah itu tidak asing bagi mereka yang terbiasa bebagi cerita dengan seseorang setelah tengah malam. Dan beberapa percaya, seseorang yang mau mendengarkan ocehan pada dini hari adalah orang yang perlu dipertahankan. Sebagian berharap memiliki orang seperti itu, sebagian yang lain menyerah pada sepi.
Aku adalah yang menyerah, pada benda persegi empat menyala terang yang mulai menggoda. Biasanya aku akan mencari alunan suara yang meninabobokan, serupa nyanyian alam, yang terkadang membosankan di telinga. Sampai aku menemukan senandung yang berbeda, bukan instrumen musik di tengah rerimbunan daun bergerisik. My-3AM-playlist, daftar putarku pada pukul 3 dini hari:
Terkadang berhasil,
tak jarang tidak.