Senin, 11 Februari 2019

3AM Playlist

Pukul 3 dini hari saat ini,
apa kabar?

Matahari belum menampakkan diri meski hari telah berganti. Aku enggan menutup mata, terbayang ngerinya mimpi. Beberapa hari bermimpi buruk sudah jadi pertanda bahwa pikiran sedang lelah dan tertekan dari segala arah. Ah sudahlah, kataku menyerah pada denyut di kepala. Oh ayolah, kataku di malam yang kesekian. Dan selalu berakhir dengan menghela nafas panjang sambil melihat langit-langit kamar.

Aku kesepian, racauku suatu malam pada sepinya kehidupan. Menunggu matahari muncul dari persembunyian hanya dengan berdiam . . . . melelahkan namun tak ingin memejamkan mata. Beberapa orang mungkin dengan senang hati menciptakan obrolan dengan seseorang pada pukul 3 dini hari. 3AM talks, istilah itu tidak asing bagi mereka yang terbiasa bebagi cerita dengan seseorang setelah tengah malam. Dan beberapa percaya, seseorang yang mau mendengarkan ocehan pada dini hari adalah orang yang perlu dipertahankan. Sebagian berharap memiliki orang seperti itu, sebagian yang lain menyerah pada sepi.

Aku adalah yang menyerah, pada benda persegi empat menyala terang yang mulai menggoda. Biasanya aku akan mencari alunan suara yang meninabobokan, serupa nyanyian alam, yang terkadang membosankan di telinga. Sampai aku menemukan senandung yang berbeda, bukan instrumen musik di tengah rerimbunan daun bergerisik. My-3AM-playlist, daftar putarku pada pukul 3 dini hari:


Beberapa lagu terangkum dalam satu video. Terkadang jika aku bosan mendengar suara air mengalir, aku akan memilih mendengarkan lagu-lagu itu sambil meminta (isi) kepalaku bersantai sejenak. Atau mendengarkan senandung lainnya yang dapat kutemukan pada saluran itu (Relief). Salah satu senandung kesayanganku berjudul "This lonely rain will keep on falling, till I see you again". Tentu saja aku mendengarkannya dengan harapan dapat mengundang rasa tenang untuk singgah.

Terkadang berhasil,
tak jarang tidak.

Sabtu, 09 Februari 2019

Kepada Gadis Matahari, Apa Kabar?

Kepada gadis matahari,
apa kabar?

Saat aku menuliskan ini untukmu, kita sama-sama tahu perihal lukamu. Tentang apa yang menjadi sebab juga mengapa nama itu kamu dapat. Jawabannya sama, tersurat jelas pada nama. Tak perlu dipungkiri, jangan menyangkal lagi.

Matahari.

Kita sepakat bahwa matahari, selain menjadi bagian namamu, juga menjadi alasan terbesarmu untuk berteriak, melawan dan memberontak. Kita pun sepakat, saat ini hatimu perih dan tubuhmu letih menahan amarah yang teramat pedih. Lalu yang kamu pilih adalah membiarkan mulut terkunci serta menahan air mata dengan gigih. Meremas anggota tubuh dengan harap berbagi keluh.

"Apa kabar?" hanyalah pertanyaan basi yang kusampaikan untuk mengawali surat ini. Karena aku tahu sebenarnya apa yang sedang kamu rasakan.

Kamu pasti bosan ya mendengar aku berkata, "tidak apa-apa ketika kamu sedang terluka." Tapi aku tidak akan berhenti mengatakannya. Karena luka adalah bagian dari hidup kita. Dan tidak apa-apa jika kamu ingin menangis karena sakit yang kamu rasa.

Matahari, seperti yang kita tahu, adalah salah satu alasan kamu ingin menangis setiap saat. Cahayanya yang menyilaukan. Keberadaannya yang diharapkan. Kehadirannya yang ditunggu. Tidak seperti kamu. Itu kan yang kamu pikirkan?

Aku tidak menyalahkanmu, sayang. Matahari memang memiliki porsi besar dalam kehidupan. Kamu hanya entitas yang tak seberapa jika dibandingkan dengannya. Tapi apa itu berarti kamu tidak berharga?

Tanpa kamu, tidak ada sebutan gadis matahari yang mengangkat nama 'matahari' ke permukaan. Mungkin saja masih ada yang tidak tahu kalau gadis matahari bisa menjadi sebutan yang anggun. Tidak percaya? Cari saja di mesin pencarian gambar dengan kata kunci 'sunflower girl'. Kamu akan menemukan gambar-gambar cantik, baik lukisan maupun foto yang menarik mata.

Maksudku adalah, kamu berharga sayang. Tidak seperti matahari yang bersinar terang itu memang. Tapi kamu punya harga dan nilai yang berbeda dengannya. Jika ada yang tidak menginginkanmu dan lebih memilih matahari, sampaikan pada dirimu sendiri, orang itu memang tidak berhak mengenalmu lebih jauh. Abaikan saja, dia adalah bagian dari orang-orang yang tidak perlu kamu pedulikan.

Kamu berharga dan aku ingin kamu meresapinya. Kamu tidak perlu menjadi matahari untuk dapat menarik perhatian orang-orang. Dan kamu tidak perlu membenci matahari untuk cahayanya menyilaukan hati. Karena yang kamu perlukan adalah menerima dirimu menjadi gadis matahari.

Dan satu lagi yang ingin kukatakan,
kamu adalah gadis matahari yang kucintai.

"Gadis Matahari"
-sketsa angin-

Rabu, 06 Februari 2019

Siang Ini, Aku Bercerita Kepadanya

Tidak pernah terlintas di pikiranku bahwa hari ini akan tiba. Aku bukanlah seseorang yang mudah berbagi cerita dengan orang lain, apalagi dia laki-laki. Sejak aku kecil, aku tidak mudah bergaul dengan siapapun. Jangankan berbicara, berada di dekat orang lain saja sudah cukup membuatku gugup. Ada saja tingkahku yang membuatku semakin merasa canggung. Dan mungkin membuat suasana menjadi tidak nyaman. Dan sejak kecil pula, lingkaran pertemananku sempit.

Tapi hari ini, aku memilih untuk keluar kamar dan bertemu dengannya. Seseorang yang sebenarnya sudah lama aku kenal namun hanya sebatas nama. Seseorang yang selama ini aku pikir tidak akan masuk ke dalam lingkaran pertemananku. Tapi dia ada di sana dengan gesturnya yang santai dan terbuka, siap untuk menerima setiap cerita. Aku nyaman. Bukan untuk yang pertama kalinya memang. Dia bukan orang pertama yang membuatku merasa nyaman untuk bercerita. Tapi keterbukaannya membuatku ingin bercerita lebih.

Dan aku tersadar, banyak hal telah terjadi dalam hidupku. Dan aku telah berubah. Karena aku yang dulu tidak akan pernah sekalipun mengijinkan orang lain tahu tentang hidupku. Tapi kini aku mencoba untuk mengatakan pada dunia bahwa aku ada, melalui cerita-cerita hidupku yang kusampaikan pada mereka yang bersedia mendengarkan.

Hujan sedang turun dan kali ini aku memilih untuk menari di bawahnya sambil tersenyum. Terima kasih.

Jumat, 01 Februari 2019

Comeback

Hola, apa kabar?

Ini aku, penulis satu-satunya di blog ini. Hampir empat tahun blog ini terabaikan olehku. Selama itu pula aku bertanya-tanya, masihkah ada yang membuka dan membaca tulisan-tulisan yang pernah kubuat ini. Lalu tiba hari ini, aku memutuskan untuk menghidupkan apa yang telah mati sambil mengisi kekosongan dalam hati. Aku memutuskan untuk menulis lagi, di sini.

Ada beberapa tulisan yang tidak aku suka di dalam blog ini. Ingin kuhapus, namun aku ingin menyimpannya juga. Toh, aku yakin tulisan-tulisan itu telah dibaca orang lain. Jadi, akan ku katakan di sini bahwa blog ini akan berisi tentang hal acak yang ada di pikiranku, entah itu puisi atau hanya sekedar cerita tidak jelas yang terpikir olehku. Kalian boleh berhenti membaca di kalimat pertama dan menutup blog ini atau melanjutkan membaca tulisan lainnya. Aku tidak akan meminta kalian menyukai apa yang tertulis di sini tapi aku berharap kalian tidak membencinya (tapi jika kalian ingin, aku pun tidak bisa melarangnya).

Hm, aku merasa tulisanku kali ini acak dan berantakan. Kuharap kalian paham apa yang aku maksudkan. Intinya, aku kembali lagi, di sini. Jadi, sampai jumpa pada  tulisan berikutnya!

Salam dari angin,
yang masih mencari jalan untuk kembali.